Cari Blog Ini

Cukup 1 clik

Cukup 1 clik
Segera rubah hidup anda

Jumat, 29 Oktober 2010

Broiler terus melemah dan telur semakin merosot.

SETIDAKNYA dalam enam bulan ke depan, diperkirakan pergerakan harga broiler masih tetap kondusif bagi peternak. Simpul kata-kata ini disampaikan beberapa narasumber dalam berbagai kesempatan pembicaraan kepada reporter PINSAR, baik secara langsung maupun via komunikasi telpon.
Menyimak berbagai laporan yang masuk ke redaksi Warta Harga ini, pergerakan harga broiler sepekan ini memang masih nampak dominan dipengaruhi kurangnya pasok ayam. Meski pasar broiler diliputi sepi permintaan dan koreksi harga, tetapi masih jauh dari terpuruk, faktor utamanya tidak lain pasok yang kurang.
Di pasar Jabodetabek harga broiler tercatat pada Jumat (22/10) Rp 14000/kg atau turun Rp 2200/kg dibanding pekan lalu. Di Surabaya, meski sempat menyentuh di angka Rp 15000/kg, tetapi akhirnya turun kembali di harga Rp 14.500/kg. Sementara di luar P. Jawa pergerakan harga broiler terlihat beragam. Di Sumatera, hanya di Medan yang tercatat naik, selain itu harga broiler mengalami penurunan, sedangkan di Kalimantan, Bali dan Sulawesi harga broiler tercatat menguat.
Namun demikian koreksi harga khususnya yang terjadi di pasar P. Jawa tersebut diperkirakan hanya berlangsung temporer, yaitu terkait masa tanggung bulan yang menggerus permintaan dan sedikit pengaruh efek banyaknya ayam sakit. Menjelang akhir bulan, khususnya wilayah Jabodetabek yaitu pada awal pekan depan, permintaan akan segera pulih. Diharapakan pada masa ini, harga broiler akan segera menguat kembali.
Sedikit catatan mengenai harga DOC broiler. Sepekan ini harga bibit broiler tersebut terus mengalami kenaikan. Harga riil di pasar Jabodetabek berkisar antara Rp 4900-6000/ekor. Kenaikan ini disebabkan kuatnya permintaan dan produksi di perusahaan pembibit yang terus menurun. Diprediksi saat ini produksi broiler turun sebesar 30 persen. Sementara kuatnya permintaan terkait dengan masa chick in saat ini dengan panen saat bulan Haji nanti. Secara umum juga ini memberi gambaran bahwa harga broiler ke depan berpotensi tetap bergerak di level bagus.
Memasuki pekan ke empat di bulan ini, pergerakan harga telur semakin mendekat pada level rendah. Maka tidak heran, peternak layer sudah dilingkupi rasa cemas. Tercatat di pasar utama Jabodetabek Jumat (22/10) harga telur bergerak pada kisaran Rp 11200-11600/kg, atau melemah sekitar Rp 1000/kg. Sementara di sentra produksi Blitar, harga broiler di kisaran Rp 10000-10200, bahkan sebelumnya sempat merosot di angka Rp 9800/kg.
Dalam catatan PINSAR, disparitas harga antara telur dari Jatim dan Jateng dengan lokal Jabodetabek yang terlalu lebar ini sudah berlangsung beberapa minggu ini. Kondisi ini menyebabkan harga telur di dua wilayah sentra produksi tersebut rentan dari guncangan harga. Sewajarnya jarak harga keduanya hanya dihitung dari ongkos angkut yang diperkirakan tidak lebih dari Rp 600/kg. Menjadi tidak heran dalam beberapa pekan ini, laju penurunan harga telur berlangsung terus menerus. Meski sesungguhnya sisi pasok tidak berlebihan. Memasuki penghujung bulan Oktober ini, harga telur diprediksi akan sedikit menguat hingga berpuncak pada awal bulan depan.

Sumber: PINSAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar